.: Jendela Rumah

Al-Islam
Nabi Muhammad
Manajemen Qalbu
EraMuslim
Balita Anda
Pujangga Malam
Blogger Family
Muslim Blogger
Bank Niaga
DetikCom
Koran Republika
Koran Kompas


.: Rumah Kontrakan

Di Multiply :
ozzan.multiply.com
via GPRS :
rumahozzan-wap.blogspot.com


.: Tetangga




.: Cari Tulisan





.: Penting


Lindungi putra-putri anda dari ancaman bahaya ROKOK!Lindungi putra-putri anda dari ancaman bahaya ROKOK!

One Man One Dollar To Save Palestine

JANGAN ASAL COPY PASTE..

Solidaritas untuk anak Indonesia

BlogFam Online Magazine





Bersyukur

"Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhan kamu memberitahu kepada kamu, sekiranya kita bersyukur Aku akan menambahkan (nikmatKu) kepada kamu tetapi sekiranya kamu mengingkari (nikmatKu) maka sesungguhnya azabKu sungguh pedih" (Ibrahim:7).

Ternyata menjadi seorang yang bersyukur itu susah yah. Tidak cukup hanya berucap "Alhamdulillah" dari mulut saja tapi kita harus benar-benar meresapi ke dalam diri kita. Hari-hari kemarin terus terang saja saya menjadi orang yang tidak bersyukur. Saya malah menjadi orang yang penuh dengan rasa iri. Saya tiba-tiba saja sedih ketika melihat kesuksesan teman-teman saya, ada yang baru lulus S2, ada yang baru diterima di tempat kerja yang bagus, ada yang punya gaji yang besar, yang punya rumah sendiri, yang sudah mempunyai mobil, dan sebagainya yang semua itu merupakan keinginan saya selama ini. Saya iri dengan mereka, dan yang paling membuat saya berdosa ketika saya malah berburuk sangka dengan Allah.. kenapa saya tidak bisa bahagia seperti teman-teman saya itu.. Astagfirullah al-adhzim.

Tapi alhamdulillah, saya disadarkan oleh-Nya. Mungkin saya diingatkan agar saya selalu bersyukur untuk apapun yang saya miliki dan saya alami. Karena ketika saya terlena dengan rasa iri akan kesuksesan yang diraih oleh teman-teman saya, saya lupa pada apa yang sudah saya miliki dan saya dapat selama ini. Saya, seperti manusia lain pada umumnya, selalu melihat satu-satunya faktor Kebahagiaan adalah memiliki banyak materi atau uang. Tapi ternyata bukan hanya itu.

Sentilan yang menyadarkan saya adalah ketika saya mendengar berita duka dari salah satu teman kerja saya di kantor, hari ini dia baru saja kehilangan anak yang baru dilahirkan istrinya. Sebenarnya minggu lalu saya sudah mendengar kesulitan yang dialaminya, istrinya harus menjalani operasi caecar karena bayinya keracunan air ketuban. Bayangkan dengan gaji seorang supir dia harus menyediakan uang sebesar 10 juta rupiah! Gila! pekik saya mendengar itu.

Saya jadi kebayang sewaktu kelahiran anak saya, Aisyah. Padahal waktu itu istri saya juga harus menjalankan operasi caesar, alhamdulillah (lagi-lagi ini salah satu kemudahan yang Allah berikan pada kami) biaya yang harus disiapkan tidak mencapai 10 juta walau itu pun sudah membuat saya pontang-panting mencari tambahan dana. Tidak kebayang gimana pusingnya teman saya itu mencari uang sebanyak itu.

Walau sudah berusaha, tapi Allah pulalah yang menentukan. Akhirnya anak temen saya itu meninggal dunia setelah dirawat beberapa hari di rumah sakit. Mendengar berita itu tanpa saya sadari saya meneteskan air mata. Baru kali ini saya menangis mendengar berita seperti itu. Mungkin sekarang saya telah memiliki anak jadi saya sangat merasakan bagaimana rasanya kehilangan seorang anak. Saya membayangkan bagaimana perasaan saya apabila suatu saat nanti anak saya dipanggil oleh yang menciptakannya. Yang Maha Memiliki segala sesuatu di dunia ini. Bukankah anak kita, istri, serta apa yang kita miliki sekarang adalah milikNya? Dan sudah pasti akan kembali kepadaNya.

Itulah yang menyadarkan saya. Sampai hari ini saya masih diberi kesempatan untuk bermain bersama anak saya yang diberikan oleh Allah tanpa cacat ditubuhnya. Ia begitu cantik dan juga sehat. Ia tidak akan tergantikan oleh uang beratus-ratus dolar bahkan jutaan dolar, juga tidak akan tergantikan oleh emas yang menggunung tinggi. Semestinya saya mensyukuri karunia ini, inilah salah satu faktor yang membahagiakan hidup saya di dunia ini. Juga kesehatan yang saya rasakan, saya masih bisa meneguk nikmat air minum yang ada dan menghirup udara tanpa alat bantu. Istri yang sholeha, yang selalu menemani saya ketika susah dan senang. Dan pekerjaan yang saya miliki. Kebahagiaan ternyata bukan selalu uang dan uang.

"Di bumi terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang yang yakin. Dan di dalam diri kamu, apakah kamu tidak melihatnya. Dan di langit rezeki kamu dan apa yang dijanjikan kepada kamu" (Az-Zariat:20-23).

Terima kasih ya Allah, atas semua rezeki yang tak terhitung yang kau berikan dan yang akan kau berikan padaku. Atas kesehatan yang kau berikan padaku sementara orang lain sedang berjuang melawan penyakitnya. Atas istri yang baik untukku sementara orang lain masih saja mencari belahan jiwanya. Untuk anak yang cantik dan sehat sementara orang lain masih mendambakannya bahkan ada yang kehilangan anaknya. Dan semua yang tak bisa aku sebutkan karena begitu banyak yang Kau berikan padaku.




.: Tentang Ozzan

Name: Ahmad Fauzan
Hanya seorang suami dari seorang istri , dan ayah dari Aisyah Khairani Fauzan.
YM & Mail: ozzan74@yahoo.com
MSN : ozzan74@hotmail.com


.: Album Foto



.: Tulisan Baru

  • Maaf & Pamit
  • Coba-Coba Jadi Ibu Rumah Tangga
  • 1 Tahun Nge-Blog
  • Liburan, Bencana, dan DPT Pertama
  • Selamatan Rumah Ka Ani dan Ulang Tahun
  • 30 Tahun
  • Seorang Polisi Cepek Itu...
  • Kode Etik Pengendara Motor (Biker)
  • Lebaran Pertama
  • Selamat Lebaran (2)



  • .: Ketuk Pintu

    Name :
    Web URL :
    Message :



    .: Tulisan Lama




    .: Komunitas RO




    .: Cari Ayat

    Search in the Quran
    Search:
    Download | Free Code
    www.SearchTruth.com


    .: Feed


    - RSS.


    .: Ikutan


    BloggerFamily

    Indonesian Muslim Blogger

    Bike To Work


    Use 800x600 For Best view
    Powered by Blogger, AnaStein, Doneeh, Photobucket,
    Geocities Wdcreezz & HaloScan