Tuesday, March 15, 2005
Bersyukur
"Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhan kamu memberitahu kepada kamu, sekiranya kita bersyukur Aku akan menambahkan (nikmatKu) kepada kamu tetapi sekiranya kamu mengingkari (nikmatKu) maka sesungguhnya azabKu sungguh pedih" (Ibrahim:7).Ternyata menjadi seorang yang bersyukur itu susah yah. Tidak cukup hanya berucap "
Alhamdulillah" dari mulut saja tapi kita harus benar-benar meresapi ke dalam diri kita. Hari-hari kemarin terus terang saja saya menjadi orang yang tidak bersyukur. Saya malah menjadi orang yang penuh dengan rasa iri. Saya tiba-tiba saja sedih ketika melihat kesuksesan teman-teman saya, ada yang baru lulus S2, ada yang baru diterima di tempat kerja yang bagus, ada yang punya gaji yang besar, yang punya rumah sendiri, yang sudah mempunyai mobil, dan sebagainya yang semua itu merupakan keinginan saya selama ini. Saya iri dengan mereka, dan yang paling membuat saya berdosa ketika saya malah berburuk sangka dengan Allah.. kenapa saya tidak bisa bahagia seperti teman-teman saya itu..
Astagfirullah al-adhzim.
Tapi
alhamdulillah, saya disadarkan oleh-Nya. Mungkin saya diingatkan agar saya selalu bersyukur untuk apapun yang saya miliki dan saya alami. Karena ketika saya terlena dengan rasa iri akan kesuksesan yang diraih oleh teman-teman saya, saya lupa pada apa yang sudah saya miliki dan saya dapat selama ini. Saya, seperti manusia lain pada umumnya, selalu melihat satu-satunya faktor Kebahagiaan adalah memiliki banyak materi atau uang. Tapi ternyata bukan hanya itu.
Sentilan yang menyadarkan saya adalah ketika saya mendengar berita duka dari salah satu teman kerja saya di kantor, hari ini dia baru saja kehilangan anak yang baru dilahirkan istrinya. Sebenarnya minggu lalu saya sudah mendengar kesulitan yang dialaminya, istrinya harus menjalani operasi caecar karena bayinya keracunan air ketuban. Bayangkan dengan gaji seorang supir dia harus menyediakan uang sebesar 10 juta rupiah! Gila! pekik saya mendengar itu.
Saya jadi kebayang sewaktu kelahiran anak saya, Aisyah. Padahal waktu itu istri saya juga harus menjalankan operasi caesar, alhamdulillah (lagi-lagi ini salah satu kemudahan yang Allah berikan pada kami) biaya yang harus disiapkan tidak mencapai 10 juta walau itu pun sudah membuat saya pontang-panting mencari tambahan dana. Tidak kebayang gimana pusingnya teman saya itu mencari uang sebanyak itu.
Walau sudah berusaha, tapi Allah pulalah yang menentukan. Akhirnya anak temen saya itu meninggal dunia setelah dirawat beberapa hari di rumah sakit. Mendengar berita itu tanpa saya sadari saya meneteskan air mata. Baru kali ini saya menangis mendengar berita seperti itu. Mungkin sekarang saya telah memiliki anak jadi saya sangat merasakan bagaimana rasanya kehilangan seorang anak. Saya membayangkan bagaimana perasaan saya apabila suatu saat nanti anak saya dipanggil oleh yang menciptakannya. Yang Maha Memiliki segala sesuatu di dunia ini. Bukankah anak kita, istri, serta apa yang kita miliki sekarang adalah milikNya? Dan sudah pasti akan kembali kepadaNya.
Itulah yang menyadarkan saya. Sampai hari ini saya masih diberi kesempatan untuk bermain bersama anak saya yang diberikan oleh Allah tanpa cacat ditubuhnya. Ia begitu cantik dan juga sehat. Ia tidak akan tergantikan oleh uang beratus-ratus dolar bahkan jutaan dolar, juga tidak akan tergantikan oleh emas yang menggunung tinggi. Semestinya saya mensyukuri karunia ini, inilah salah satu faktor yang membahagiakan hidup saya di dunia ini. Juga kesehatan yang saya rasakan, saya masih bisa meneguk nikmat air minum yang ada dan menghirup udara tanpa alat bantu. Istri yang sholeha, yang selalu menemani saya ketika susah dan senang. Dan pekerjaan yang saya miliki. Kebahagiaan ternyata bukan selalu uang dan uang.
"Di bumi terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang yang yakin. Dan di dalam diri kamu, apakah kamu tidak melihatnya. Dan di langit rezeki kamu dan apa yang dijanjikan kepada kamu" (Az-Zariat:20-23).Terima kasih ya Allah, atas semua rezeki yang tak terhitung yang kau berikan dan yang akan kau berikan padaku. Atas kesehatan yang kau berikan padaku sementara orang lain sedang berjuang melawan penyakitnya. Atas istri yang baik untukku sementara orang lain masih saja mencari belahan jiwanya. Untuk anak yang cantik dan sehat sementara orang lain masih mendambakannya bahkan ada yang kehilangan anaknya. Dan semua yang tak bisa aku sebutkan karena begitu banyak yang Kau berikan padaku.
Ditulis Ozzan 11:03:00 AM ||