.: Jendela Rumah

Al-Islam
Nabi Muhammad
Manajemen Qalbu
EraMuslim
Balita Anda
Pujangga Malam
Blogger Family
Muslim Blogger
Bank Niaga
DetikCom
Koran Republika
Koran Kompas


.: Rumah Kontrakan

Di Multiply :
ozzan.multiply.com
via GPRS :
rumahozzan-wap.blogspot.com


.: Tetangga




.: Cari Tulisan





.: Penting


Lindungi putra-putri anda dari ancaman bahaya ROKOK!Lindungi putra-putri anda dari ancaman bahaya ROKOK!

One Man One Dollar To Save Palestine

JANGAN ASAL COPY PASTE..

Solidaritas untuk anak Indonesia

BlogFam Online Magazine





Menjadi Ayah

Sama-sama baru bangun tidurMungkin kalau saja ada sistem penilaian uji kemampuan dan kepatutan (fit and proper test) untuk menilai kelayakan menjadi seorang ayah dalam merawat anaknya. Sepertinya saya yakin kalau saya akan mendapat nilai "C". Kenapa? Karena saya merasa masih banyak kekurangan dalam hal merawat anak, apalagi anak bayi.

Sudah dua bulan lebih saya berstatus Ayah, dan selama itu pula saya belajar menjadi seorang ayah. Dan selama itu pula saya merasa belum bisa menjadi seorang ayah yang baik. Padahal tiap hari saya terus menerus memperbaiki apa saja yang saya nilai kurang dan anehnya tiap hari pula yang saya temui adalah suatu keadaan baru dimana saya harus mengambil suatu sikap yang sesuai dengan keadaan.

Contohnya, ketika anakku, Aisyah, baru balik dari rumah bersalin dulu, ia masih sering bangun malam yang mengakibatkan jatah tidur saya berkurang. Saya dulu masih menganggap tidur itu keharusan mutlak agar badan tetap fit untuk bekerja, tapi semua itu berubah seiring hadirnya Aisyah. Terkadang saya masih memilih untuk tetap tidur dan membiarkan istriku yang melayani Aisyah. Tapi lama kelamaan saya berpikir, kok saya egois yah? Membiarkan istri bangun malam sementara siangnya pun ia harus merawat Aisyah, sementara aku? Aku lebih banyak berada di kantor pada siang hari, pulang ke rumah Aisyah kadang sudah bobo, paginya pun ketika aku mau berangkat, Aisyah kadang masih bobo. Saat itu aku memutuskan untuk menemani istriku ketika ia melayani Aisyah di malam hari, paling tidak Aisyah melihatku tersenyum disampingnya sama seperti senyum bundanya yang dengan ikhlas memberikan "Air kehidupannya".

Ternyata itupun masih belum cukup. Suatu ketika saya harus dihadapkan dengan situasi dimana Aisyah sama sekali tidak bisa tidur. Walau sudah berbagai cara dilakukan agar Aisyah tidur, tetap saja anakku itu merengek. Saat itu aku tersadar, ternyata tingkat kesabaranku masih sangat rendah dan saya merasa masih belum seikhlas istriku dalam merawat anak. Itulah kenapa kalau saya merasa masih belum bisa menjadi ayah yang baik. Tapi saya tetap berusaha untuk selalu disampingnya untuk setidaknya memberikan senyum padanya agar Aisyah tahu kalau ayahnya ini juga sangat sayang padanya.




.: Tentang Ozzan

Name: Ahmad Fauzan
Hanya seorang suami dari seorang istri , dan ayah dari Aisyah Khairani Fauzan.
YM & Mail: ozzan74@yahoo.com
MSN : ozzan74@hotmail.com


.: Album Foto



.: Tulisan Baru

  • Selamat Menunaikan Ibadah Puasa
  • Ikhwan Sejati
  • University of Life
  • Phobia
  • KopDar BlogFam: dari suatu sudut pandang
  • Sendiri
  • Kupu-Kupu
  • Kepada Yth. Mas/Mba Cleaning Service
  • "Hebat"nya Kantorku
  • Tengah



  • .: Ketuk Pintu

    Name :
    Web URL :
    Message :



    .: Tulisan Lama




    .: Komunitas RO




    .: Cari Ayat

    Search in the Quran
    Search:
    Download | Free Code
    www.SearchTruth.com


    .: Feed


    - RSS.


    .: Ikutan


    BloggerFamily

    Indonesian Muslim Blogger

    Bike To Work


    Use 800x600 For Best view
    Powered by Blogger, AnaStein, Doneeh, Photobucket,
    Geocities Wdcreezz & HaloScan