Monday, January 19, 2004
Si Tukang Ojek
Hari ini aku naek ojek untuk mampir ke rumah di jam istirahat kantor, mungkin kalian akan menganggap aku seorang yang bandel, tapi menurut aku ngga apa-apa kalau kita ngga terlalu sering.. he..he.. toh aku tidak melakukan sesuatu yang aku anggap penting, kenapa? Karena aku ingin memanjakan belahan jiwaku.. ehemmm.. karena istriku sakit dan ia tidak masuk kantor, jadi aku ingin sekali membelikannya buah.. bukankah buah penting buat janin yang ada dirahimnya itu? ;)
Terlepas dari itu semua, yang menarik adalah tukang ojek yang aku tumpangi. Sepanjang jalan kami ngobrol tentang kehidupan kami sendiri. Berawal dari cerita mahluk mungil yang terlahir untuk menjadi permata dalam kehidupan keluarga.
Dari si tukang ojek tersebut aku mendapat pelajaran berharga, air kelapa ijo dan bersedekah.
"Minum air kelapa ijo mas.. biar nanti anaknya kulitnya bersih" Ujarnya sambil mencoba menyalip bus di depan kami yang mengeluarkan asap hitam membuat hidung kami panas.
Dari semua pembicaraannya selama perjalanan, yang paling membuat aku termenung adalah ungkapannya tentang bersedekah.
"Mas kalo bisa, sempet-sempetin kita beramal sedekah.. ngga perlu banyak-banyak.. sekedar seceng, gopek, atau cepek.. yang penting kita ikhlas.. ama siapa aja deh.. sama minta-minta, tukang ngamen.. kalo ngga ada duit kita bantu sama tenaga kita yang penting amal.. Insya Alloh mas.. nanti anak kita dilancarin keluarnya dan rejekinya.." Ujarnya sembari menengok setengah kepadaku dari balik helmnya yang sudah retak.
Aku bergetar sambil mengucap "Aminn.." Masya Alloh, selama ini aku khawatir tidak bisa mencukupi keluargaku, hingga yang ada di kepalaku cuma bagaimana mencari uang lebih untuk keluargaku nanti, apalagi untuk proses kehamilan dan persalinan. Padahal kita hidup adalah untuk beribadah kepadaNya.
Seseorang yang keadaan ekonominya bisa dibilang di bawah aku masih bisa beribadah sedangkan gue? Selama ini aku buta untuk melakukan ibadah itu dengan alasan takut tidak mencukupi keluargaku dan semua tertuju pada calon anakku, tapi bukannya mendidik anakku nantinya dengan ibadah, sambil memberi contoh kepadanya.
Ya Alloh.. maafkan kekhilafanku..
Ditulis Ozzan 3:55:00 PM ||